Jumat, 21 Maret 2014

Believe Me (Only You) Chapter 1


Tittle : Believe Me (Only You)

Genre : Sad –gagal–, Romance –dikit–

Cast :
- Yoo Ara
- Park Chanyeol
- Kim Min Seok (Xiumin)

Author : Cho Erngyu (dibantu yang lain juga :v )

Prolog:

Jangan pernah perdulikan apa yang orang katakan
Yakinkan hatimu, bukankah kau sendiri yang bilang bahwa kau mencintaiku?
Dia hanya masalaluku, tidak lebih dari itu
Mungkin aku memang masih memiliki rasa terhadapnya, tapi bukan rasa seperti yang dulu dan bukan pula seperti rasaku terhadapmu
Aku tau tak seharusnya aku bersikap seperti itu padamu
Tapi yakinlah hanya kau yang ada dihatiku sekarang, esok dan selamanya
Believe Me, Only You in my heart  – Yoo Ara

Happy Reading ^^

Author pov

Seorang gadis tengah berjalan di koridor Kyunghee University dengan terburu-buru. Disaat bersamaan seorang namja tengah berjalan sambil mendengarkan musik. Hingga akhirnya, kedua insan itu bertabrakan.

BRUUK~


Keduanya saling berpandangan sejenak.

“Sepertinya sedang terburu-buru sekali” sapa namja itu sambil melepas headset yang terpasang di telinganya dan tersenyum manis.

“Ahh ne, aku sudah terlambat masuk ke kelas. Aku pergi ne, paii” jawab yeoja itu singkat kemudian sedikit berlari menuju ruang kelas yang ditujunya.

“Ara-ya” panggil namja itu membuat orang yang di panggilnya berhenti sejenak.

“Wae Chanyeol-ah?? Aku sudah benar- benar terlambat untuk masuk kelas, jika ada yang ingin kau bicarakan bisakah nanti saja. Jeball” jawab Ara sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

“Ahh, arraseo cepat menuju kelasmu sebelum kau di hukum nantinya” ucap Chanyeol sambil tersenyum.

Tanpa di suruh dua kali karena memang kali ini dia sudah terlambat, Arapun segera berlari menuju kelasnya meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri menatap sosok Ara yang kini telah menghilang di antara banyaknya mahasiswa disana.

“Selalu seperti itu, tak bisakah kau bersikap sedikit manis di depanku? Tapi kenapa aku malah menyukaimu? Dengan sikapmu yang seperti itu padaku” gumam Chanyeol sambil memasang headsetnya kembali dan melanjutkan jalannya menuju taman belakang Universitas.

~~0~~

“Huh untung tadi aku tidak terlambat masuk ke kelas, ahh ne” gumam Ara sambil mengambil ponsel dari dalam tas dan segera mengirimkan pesan kepada seseorang. Tidak lama kemudian ponsel Ara berbunyi menandai ada pesan masuk, Ia segera membaca pesan tadi dan berjalan meninggalkan kelas menuju suatu tempat.

Skip

“Apa dari tadi kau disini??” tanya Ara kemudian duduk di sebelah namja yang sedang asik mendengarkan musik dan membaca novel. Karena tak ada respon dari orang yang di ajak bicara Ara sedikit kesal dan menarik salah satu headset yang terpasang di telinga namja itu membuatnya sedikit terkejut dan menghentikan aktivitas membacanya.

“Ya! Kau mengagetkanku” protes namja tadi

“Salah sendiri kau tidak menjawab pertanyaanku tadi” jawab Ara mempoutkan bibirnya, membuat namja di sebelahnya sedikit terkekeh.

“Kau terlihat jelek Ara jika mempoutkan bibirmu begitu” ucapnya kemudian tertawa terbahak membuat yeoja itu semakin sebal.

“Mwo?? Yak, hentikan tawamu itu Park Chanyeol, ini sama sekali tidak lucu”  kata Ara, tapi Chanyeol masih saja tertawa.

“Kau menyebalkan Chanyeol-ah” kata Ara kemudian beranjak dari duduknya membuat Chanyeol menghentikan tawanya.

“Eodiga?? Aku hanya bercanda tadi, apa kau marah? Lagi pula kau memang terlihat jelek saat mempoutkan bibirmu itu” kata Chanyeol sambil menahan tangan Ara agar tidak pergi.

“Aniya, hanya sedikit sebal dengan sikapmu kali ini”

“Mianhae aku tidak bermaksud membuatmu sebal” ucap Chanyeol menyesal, tapi Ara hanya diam.

“Chaa duduk lagi apa kau tidak lelah berdiri begitu” kata Chanyeol sambil menepuk bangku di sebelahnya yang kosong, kali ini Ara menuruti perkataan Chanyeol meskipun masih membungkam mulutnya.

5 menit mereka duduk tanpa ada yang memulai percakapan lagi, hanya diam bersama pikirannya masing – masing ditemani desir angin yang menerbangkan dedaunan yang berjatuhan.

“Ara-ya” panggil Chanyeol setelah sekian lama berdiam - diaman.

“Hmm, waeyo?” jawab Ara singkat.

Chanyeol tak menjawab pertanyaan Ara tapi malah langsung meraih tangan Ara dan menatap dalam matanya membuat yeoja itu bingung dan menautkan kedua alisnya, tak mengerti akan sikap Chanyeol. Baru saja Chanyeol akan berbicara tapi Ia urungkan saat ponsel Ara berbunyi.

“Eumm mian, ,tadi kau ingin bicara apa?” tanya Ara setelah membalas pesan singkat dari seseorang

“Saranghae” kata Chanyeol mantap sambil menatap tajam kedua manik hitam milik Ara yang membulat karena satu kata yang telah di ucapkannya barusan.

“Apa kau terkejut dengan pernyataan cintaku Yoo Ara?” tanya Chanyeol, Ara hanya bisa menganggukkan kepalanya masih terkejut dengan apa yang barusan dia dengar.

“Jadi??” tanya Chanyeol lagi

“Jadiii..” ucap Ara bingung

“Aigoo Yoo Ara, kau jangan membuatku penasaran dengan jawabanmu”  kata Chanyeol gemas akan sikap Ara, tapi Ara hanya menautkan kedua alisnya sambil berpikir “memang apa yang harus ku jawab?”

“Hhh baiklah kau diam ku anggap itu sebagai jawaban kalau kau menolakku”

“Memangnya kau ingin aku menolakmu??” akhirnya Ara membuka mulutnya setelah diam dari tadi dan membuat Chanyeol menatapnya kembali.

“Mianhae..”

“Hmm gwaenchana” kata Chanyeol memaksakan senyum

“Mianhae karena aku juga menyukaimu Chanyeol-ah”
Chanyeol menatap Ara tak percaya “j.jinja??” tanya Chanyeol berusaha meyakinkan bahwa apa yang tadi di dengarnya tidak salah.

“Ne” jawab Ara singkat sambil menarik sedikit ujung bibirnya membuatnya semakin cantik, dengan segera Chanyeol meraih tubuh Ara kedalam pelukannya.

~~0~~

Chanyeol pov

Sekarang aku sedang menatap Yeoja yang ada di depanku, bisa di bilang ini kencan pertamaku dan Ara, ,haha walaupun sudah berkali – kali aku pergi bersamanya, tapi entah kenapa kali ini rasanya berbeda, ya mungkin karena sekarang dia benar – benar resmi menjadi yeojaku. Sebenarnya aku masih tak percaya jika dia juga menyukaiku. Bagaimana tidak, selama ini sikapnya bisa di bilang tak pernah ramah padaku tapi aku tau jika dia selalu perhatian padaku, ,itulah hal yang membuatku bisa jatuh cinta padanya selain karena kecantikannya.

“Waeyo??” tanyanya sambil melahap Ice Cream coklat kesukaannya

“Ani, gwaenchana” jawabku sambil memamerkan sebuah senyuman, kulihat ada sedikit noda Ice Cream di bagian bibirnya, kuulurkan tanganku untuk membersihkannya membuatnya sedikit terkejut.

“Gomawo” , aku hanya membalasnya dengan senyuman tapi pandanganku masih terfokus pada bibir indahnya. Aigoo, apa yang kau pikirkan Chanyeol!!

“Wae?? Apa ada yang salah dengan penampilanku?” Tanya Ara sambil melihat dirinya sendiri

“Ani” jawabku singkat

“Lalu kenapa ka uterus memandangiku seperti itu?”

“Ingin saja, tidak bolehkah aku memandang yeojaku sendiri? Atau aku harus memndang yeoja lain??” kataku sambil melihat ke sekeliling

“Yaa! Andwee , ,kau hanya boleh melihatku, jangan pernah sekalipun melihat pada yeoja lain” katanya sambil menyilangkan tangannya, tapi ekspresinya itu malah membuatku tertawa.

“Yak! Park Chanyeol aku serius!” katanya lagi, kali ini dengan mempoutkan bibirnya. Segera saja aku beranjak dan menghampirinya lalu ku cium sekilas bibirnya, terlihat jelas semburat merah yang ada di pipinya itu, membuatnya semakin cantik. Haha.

“Arraseo, aku tak akan pernah melihat yeoja lain, , kau saja sudah cukup untuk mengisi hati dan hidupku. Kajja kita pulang” kataku sambil menarik lengannya tanpa ada kata protes lagi darinya, mungkin masih terkejut dengan sikapku tadi, kkk~

~~0~~

Ara pov

Aku terus melihat jam yang melingkar di tanganku, ck sudah hampir seperempat jam aku menunggunya di sini tapi kenapa dia belum muncul juga. Kuarahkan pandanganku ke sekeliling kantin untuk mencari sosok tinggi dan tampan yang selama ini selalu mengisi hari – hari ku, dan damn! Pandanganku malah terkunci pada sosok imut itu. Dia? Kenapa harus muncul dalam hidupku lagi?

“Mianhae Ara-ya aku terlambat” seseorang menepuk pundakku yang berhasil membuyarkan lamunan dan pandanganku dari sosok imut yang ku lihat tadi.

“Eh? Ahh ne gwaenchana Chanyeol-ah” jawabku sambil tersenyum

“Tadi ada urusan sebentar di ruang dosen, apa kau sudah memesan makanan?” Tanya Chanyeol yang kini sudah duduk di depanku, aku hanya menganggukkan kepalaku dan kemudian mengalihkan pandanganku ke objek yang tadi sempat membuyarkan pikiranku tapi nihil, sepertiya dia sudah pergi.

Chanyeol pov

“Eh? Ahh ne gwaenchana Chanyeol-ah” jawabnya sambil tersenyum

“Tadi ada urusan sebentar di ruang dosenjadi aku telat menemuimu, apa kau sudah memesan makanan?” tanyaku, dia hanya menganggukkan kepalanya tapi sepertinya dia sedang mencari seseorang karena ku lihat dia terus melihat ke sekeliling kantin. Ku alihkan pandanganku mencari apa yang sedang dilihat Ara.

“Kau sedang mencari seseorang?” tanyaku

“Mwo?? A. .aniya, kajja makan pesanannya sudah datang ternyata” jawabnya –sedikit– gugup, sebenarnya siapa yang dia cari? Kenapa sikapnya sampai seperti itu? Aishh buang pikiran burukmu itu Chanyeol! Percayalah pada yeojamu. Dengan lahap ku habiskan makanan yang ada di depanku karena memang aku sedang lapar, haha. Tapi ku lihat Ara hanya mengaduk – aduk makanannya tanpa melahapnya sedikitpun.

“Jika ada masalah cerita saja, siapa tau aku bisa memberimu solusi” kataku sambil tetap melahap makananku.

“Ne?? aniya, aku baik – baik saja kok” katanya sambil memaksakan senyum di bibirnya.

“Aku tau kau sedang berbohong Yoo Ara, tapi jika kau belum mau bercerita tak apa” kataku sedikit kecewa lalu melanjutkan makanku. Kulihat dia hanya diam dan menundukkan kepalanya, ada sedikit perasaan bersalah sebenarnya tapi tak bisakah dia lebih terbuka terhadapku? Bukankah sekarang statusku adalah namjanya.

“Aku sudah selesai, kajja kita pulang” ajakku walaupun aku tau makanan di depan Ara belum sempat dia makan sedikitpun.

~~0~~

Ara pov

Hhh~ hari ini aku bahkan tak bertemu dengan Chanyeol dan lagi tidak ada kabar darinya. Aishh aku bisa gila jika seperti ini, ku raih ponselku di atas nakas sebelah tempat tidur lalu segera menghubungi Chanyeol, baru saja aku akan menghubungi Chanyeol tiba – tiba ada panggilan masuk dari nomor yang tidak ku kenal.

“Yeoboseoo”

“…”

“Ya!! Yeoboseo, , nuguya??” kataku kesal karena tak ada jawaban dari sebrang

“….”

“Yakk, ,jika kau hanya ingin mengerjai ku sebaiknya tidak usah menghubungiku” kataku semakin kesal

“Jankaman” cegahnya saat aku akan menutup telfonnya.

Aku tertegun sejenak mendengar suara itu, benarkah ini dia?? Suara imut yang dulu sering aku dengarkan??

“Ya, apa kau masih di sana??”

Ya Tuhan aku rindu suara ini, sosok imut yang ku lihat di kantin dua hari lalu, benarkah dia yang sedang berbicara denganku sekarang?? Rasanya bagaikan dalam sebuah mimpi bisa mendengar suara ini lagi.

“Ara-ya apa kau masih di sana?? Ini aku, kau masih mengenali suaraku kan?” katanya

“N..ne oppa”

~~0~~

Xiumin pov

Mungkin orang – orang di sekitarku menganggapku orang gila sekarang, ,bagaimana tidak? Dari tadi aku terus senyum – senyum sendiri, entah dapat keberanian dari mana sampai aku berani menghubunginya dan mengajaknya untuk bertemu, dan syukurlah dia tak mengganti nomor ponselnya dan tak menolak ajakanku ini. Sebaiknya aku memesan minuman dulu sambil menunggu Ara datang, aku memesan dua cappuccino, minuman kesukaan ku dan dia.

“Akhirnya dia datang juga” gumamku saat melihat Ara masuk ke dalam café, kulambaikan tangan agar dia mengetahui posisiki sekarang, dan untunglah dia bisa mengetahui posisiku dengan cepat, Ku lihat dia berjalan menghampiriku. Aku akui ini adalah café favoritku dengannya dulu saat masih bersama,haha rasanya seperti mengulang kisah yang dulu sempat terhenti,ck apa yang sedang aku pikirkan? Bagaimana jika dia sudah memiliki kekasih baru sekarang? Tapi aku tak peduli, aku hanya ingin bersamanya sampai waktu itu tiba.
‘Cantik’ tetap saja kata itu yang selalu ada di benakku saat pertama melihatnya, meskipun sudah eungg kursa sudah sekitar 3 tahun tidak melihatnya.

“Annyeong oppa” katanya sambil sedikit membungkuk

“Nado, duduklah” dia hanya tersenyum kemudian duduk di depanku.

“Cappuccino, kau masi suka itu kan??” tanyaku saat pesananku datang

“Oppa masih mengingatnya??” katanya menautkan kedua alisnya.

Aku hanya bisa diam saat dia bertanya seperti itu, ya mungkin dia berfikir aku melupakan semua tentangnya walaupun kenyataannya semua kenangan tentangku dan dia masih sangat jelas di benakku. Salahku memang meninggalkannya tanpa kabar selama 3 tahun dan lagi tanpa ada kata perpisahan di antara kami saat aku memutuskan untuk pergi, tapi itu benar – benar bukan keinginanku untuk pergi.

~~0~~

Author pov

15 menit sudah tak ada yang memulai percakapan lagi, hanya terdengar suara dari pengunjung lain di café ini.

“Hahhh..” terdengar helaan nafas dari Ara, mungkin dia –sedikit– bosan karena dari tadi Xiumin hanya diam.

“Ada apa oppa mengajakku kemari?” tanya Ara jujur, sedikit datar memang jika di lihat dari ekspresi dan cara dia berbicara. Tapi setidaknya wajar kan jika dia bersikap –sedikit – dingin di depan Xiumin? Meskipun dalam hatinya ada kerinduan.

“Aku hanya ingin meminta maaf atas sikapku selama ini, aku tau kau pasti marah saat aku pergi begitu saja tanpa memberikan penjelasan apapun padamu, tapi kau harus tau itu semua bukan keinginan ku” jelas Xiumin

“Sudahlah oppa itu hanya sebuah masa lalu bagiku, aku sudah punya kehidupan baru sekarang. Mianhae oppa sepertinya aku harus pulang” kata Ara beranjak dari duduknya.

“Apa jika aku mengatakan kalau aku ‘sakit’ kau akan memaafkanku dan tetap di sisiku?”

Kata – kata Xiumin barusan sukses membuat langkah Ara terhenti. Ara mengerutkan keningnya saat mengingat kata ‘Sakit’ yang baru saja keluar dari mulut Xiumin.

“Apa maksud oppa?” tanya Ara heran.

~~0~~

Chanyeol pov

Aishh Kim Kangsanim memang sangat menyebalkan, kenapa harus aku yang mendapat tugas seperti ini.

“Paboo” kataku lagi sambil menepuk jidat sendiri, aku baru ingat jika seharian ini aku belum sempat menghubungi Ara.

“Mwo? Sudah sesore inikah?” gumamku saat melihat jam yang meligkar di tanganku sudah menunjukkan pukul 03.45 KST.

 “Yak apa yang sedang kau lakukan Park Chanyeol? Cepat selesaikan tugasmu itu” oceh Kim kangsanim.

“N.ne kangsanim” jawabku pasrah, ck dasar orang tua bisanya hanya menyuruh saja.

Author pov

~ 30 menit kemudian ~

“Ahh akhirnya selesai juga” kata Chanyeol sambil merenggangkan badannya. Dia pun segera beranjak dan menyerahkan tugas yang di berikan oleh Kim Kansanim tadi.

“Ige Kangsanim, sudah ku selesaikan semuanya” kata Chanyeol sambil menyerahkan tugasnya.

“Ku harap tidak ada yang salah dengan tugas itu jadi aku bisa segera bertemu dengan Ara”gumam Chanyeol dalam hati saat Kim Kangsanim memeriksa tugasnya.

“Geurae, terima kasih sudah mau membantuku Park Chanyeol.” Ucap Kim Kansanim sedikit memamerkan senyumnya.

“Ne, aku sudah boleh pulang kan Kangsanim?” tanya Chanyeol

“Tentu saja, aku juga sudah bosan melihatmu seharian disini. Pulanglah” kata Kim Kansanim kembali dengan muka datarnya itu membuat Chanyeol kesal.

“Aishh dasar orang tua menyebalkan” umpatnya dalam hati kemudian segera keluar dari ruangan Kim Kangsanim dan menghubungi Ara dan mengajaknya bertemu.

~~0~~

Author pov

Terlihat seorang yeoja sedang duduk di bangku taman sambil mengayunkan kakinya dan menatap lurus ke depan, entahlah apa yang sedang dipikirkannya tapi terlihat jelas raut kebingungan/? diwajahnya.

“Apa kau sudah menunggu lama eum?” sapa seorang namja sambil mencium singkat pipi sang yeoja membuatnya tersadar dari lamunannya.

“Aniya, aku baru saja sampai” jawabnya sambil tersenyum.

“Hhh~ syukurlah, ku kira akan terlambat lagi, hehe” kata sang namja sambil menggaruk tengkukya yang tidak gatal.

“Ara-ya, ,mianhae seharian ini aku sibuk jadi baru bisa bertemu denganmu sekarang” ujarnya kemudian duduk di samping Ara.

“Hmm gwaenchana Chanyeol-ah” Jawab Ara sambil menyandarkan kepalanya di bahu Chanyeol.

“Kau tau, sebuah masalah jika kau pendam sendiri itu akan terasa sangat menyakitkan, tapi jika kau mau membaginya sedikit saja kepada orang yang kau percaya pasti kau akan segera mendapat solusi dan segera menyelesaikan masalah yang ada di hidupmu” kata Chanyeol sambil mengusap rambut Ara. Sepertinya Chanyeol memang selalu mengetahui apapun keadaan kekasihnya itu, dari sikap Ara yang –mungkin– sedikit aneh dari kemarin. Chanyeol pikir Ara memang sedang mempunyai masalah, tapi dia tak ingin memaksa Ara untuk menceritakan semua kepadanya.

“Aku bingung harus bercerita pada siapa”

“Hei kau tak menganggapku? Aku akan selalu ada untukmu, aku akan selalu ada untuk menjadi sandaran di hidupmu dan tempat untuk mencurahkan segala yang ada di dalam hatimu, Arra?” kata Chanyeol meyakinkan, Ara hanya menatap Chanyeol masih sedikit ragu untuk bercerita, dia takut kalau nantinya akan melukai hati Chanyeol.

“Eumm apa yang akan kau lakukan jika orang yang kau sayang mempunyai sebuah penyakit?” tanya Ara ragu, pertanyaan Ara barusan sukses membuat Chanyeol membulatkan matanya karena terkejut, sadar akan reaksi Chanyeol , Ara segera menjelaskan apa maksud dari pertanyaannya tadi.

“Bukan, bukan aku yang sakit, tapi temanku” lanjut Ara, membuat Chanyeol sedikit menghembuskan nafas lega karena setidaknya Ara baik – baik saja.

“Kaukan bisa menyarankan dia untuk berobat, memangnya siapa yang sakit eum?” tanya Chanyeol.

Deg!! Pertanyaan Chanyeol barusan malah membuat Ara semakin bingung untuk melanjutkan ceritanya atau tidak, tidak mungkin kan jika dia menjawab Mantan kekasihnya yang sakit. Ara tak akan tega mengatakannya, dia terlalu takut untuk melukai perasaan Chanyeol.

“Temanku yang sudah lama tidak ku temui, ,dan aku baru tau kalau dia ternyata sakit parah, dia memintaku untuk menemaninya selama dia disini, apa boleh?” tanya Ara, Chanyeol hanya menatap Ara kemudian menganggukan kepalanya dan menariknya kedalam pelukan hangatnya, dia tau perasaan Ara sekarang, pasti sedih saat mendengar berita bahwa teman baiknya sakit.

“Mianhae Chanyeol-ah aku terpaksa berbohong kepadamu, aku tak ingin membuatmu terluka dengan cerita yang sebenarnya” gumam ara dalam hati.

TBC...

1 komentar:

hanya menerima Kritik dan Saran yang membangun