Kisah cinta dua makhluk berbeda jenis memang semakin menjadi tren semenjak kesuksesan Twilight Saga yang menampilkan kisah cinta segitiga antara manusia-vampir-werewolf. Awal tahun ini Warm Bodies
malah menyajikan kisah cinta antara manusia dengan zombie. Nampaknya
perfilman Korea juga tidak mau kalah dan mengikuti fenomena ini dengan
menampilkan sebuah kisah cinta antara manusia dengan werewolf. Hasilnya
luar biasa dimana A Werewolf Boy berhasil meraih sukses dengan
mampu menjadi film melodrama terlaris sepanjang masa di Korea sekaligus
menempati posisi 20 dalam daftar film terlaris sepanjang masa disana.
Tentu saja selain karena kisahnya yang memang menarik bagi semua
kalangan penonton, fakta bahwa film ini dibintangi oleh dua bintang muda
Korea yang tengah bersinar yakni Park Bo-young dan Song Joong-ki ikut
andil besar dalam kesuksesan film ini. Park Bo-young dikenal lewat
perannya dalam Speedy Scandal yang juga termasuk film terlaris sepanjang masa di Korea (urutan 10), sedangkan Song Joong-ki yang sempat menjadi member Running Man hingga
tahun 2011 itu juga tengah menanjak karirnya lewat beberapa peran di
film layar lebar hingga serial televisi. Namun diluar berbagai faktor
tersebut, A Werewolf Boy memang sebuah film yang punya kualitas cukup mengesankan.
Kim Suni (Lee Young-lan) adalah seorang wanita tua yang tinggal di
Amerika bersama anak dan cucunya mendapat sebuah telepon yang meminta
dirinya untuk kembali ke Korea. Suni pun kembali dan akhirnya tiba
bersama cucunya, Eun-joo (Park Bo-young) di sebuah rumah tua yang dulu
sempat ia tinggali bersama ibu dan adiknya. Disana ia mulai mengingat
kenangan 47 tahun lalu saat ia masih remaja (Suni muda juga diperankan
oleh Park Bo-young) dimana ketika itu Suni dan keluarganya baru saja
pindah ke rumah tersebut. Suni sendiri adalah gadis pendiam yang jarang
bergaul akibat badannya yang lemah karena sebuah gangguan paru-paru.
Suatu hari Suni dikejutkan oleh kemunculan sebuah makhluk misterius dari
dalam gudang rumahnya. Ternyata makhluk tersebut adalah seorang pemuda.
Namun pemuda yang nantinya diberi nama Chul-soo (Song Joong-ki)
tersebut punya banyak keanehan. Dia tidak bisa berbicara dan terlihat
begitu liar layaknya hewan buas. Ya, Chul-soo seperti yang sudah kita
tahu adalah werewolf. Keberadaan Chul-soo awalnya membuat Suni
terganggu, namun lama kelamaan Suni justru berusaha mengajari Chul-soo
untuk berperilaku layaknya manusia pada umumnya, dan tanpa disadari
kehidupan Suni yang sebelumnya muram menjadi lebih ceria.
A Werewolf Boy memang punya formula yang kurang lebih sama dengan film-film seperti Twilight
misalnya, namun kelebihan dari film ini adalah mampu menghadirkan kisah
cintanya dengan begitu berwarna dan menyentuh. Bahkan konflik-konflik
lain diluar kisah cinta manusia-werewolf ini juga mampu dihadirkan
dengan cukup baik. Segala konflik yang dihadirkan oleh film ini mampu
membuat saya terbawa dan ikut merasakan emosi yang coba dibangun. Ambil
contoh konflik yang dibangun lewat kemunculan karakter Ji-tae (Yoo
Yeon-seok) yang sanggup membuat penonton dengan mudah membencinya.
Keberadaan karakter Ji-tae sanggup membuat penonton jadi makin peduli
terhadap pasangan Chul-soo dan Suni. Tidak hanya romansa saja, karena A Werewolf Boy
juga menyelipkan berbagai unsur lain seperti konspirasi pemerintahan
dan konflik yang timbul di masyarakat akibat munculnya sosok manusia
serigala. Pada akhirnya hal-hal tersebut memang hanya menjadi pelengkap
di samping kisah cinta yang jadi sajian utama, tapi setidaknya film ini
jadi lebih berwarna namun tetap tidak kehilangan fokus utamanya pada
aspek romansa tersebut. Pada akhirnya meski punya cerita yang tidak
spesial, namun pengemasan yang baik membuat film ini menjadi terasa
begitu menarik.
Bagi anda yang mengharapkan sebuah tontonan manusia serigala yang penuh dengan darah dan adegan sadis jelas akan kecewa, karena A Werewolf Boy
memang bukan berfokus pada hal tersebut dan bisa dibilang "sangat
bersih" untuk ukuran sebuah film yang punya sosok manusia serigala
sebagai karakter utamanya. Memang saya menjadi merasa ada yang kurang
dengan tidak adanya darah yang tumpah (bahkan adegan saat sang serigala
mencabik mangsanya terlihat begitu sopan), tapi toh untungnya kisah
cinta yang ditampilkan terasa begitu efektif. Ya, meski kisahnya memang
begitu fantasi, tapi saya tidak merasa ceritanya berjalan dipaksakan
ataupun dibuat-buat. Semuanya mengalir dengan baik, bahkan hal-hal
seperti kemunculan sosok Chul-soo, asal-usulnya, munculnya konflik
hingga konklusi bagi ceritanya terasa begitu realistis jika kita
mengesampingkan fakta bahwa ini adalah kisah cinta manusia dengan
werewolf. Tidak bisa dipungkiri masih ada plot hole yang terkadang menggangu tapi saya yang sudah begitu menikmati romansanya menjadi memaafkan lubang tersebut.
Jika ditilik lagi, A Werewolf Boy juga terlihat sebagai sebuah film coming-of-age
dimana sosok Chul-soo berusaha belajar untuk menjadi manusia yang
"normal", begitu pula dengan Suni yang mulai menemukan kehidupan yang
terasa benar-benar hidup setelah selama ini tenggelam dalam muram.
Pujian juga patut diberikan pada kedua pemain utamanya yang sanggup
bermain baik dan menghadirkan chemistry yang kuat. Hubungan keduanya mengingatkan saya pada hubungan R dan Julie dan Warm Bodies
dimana mereka juga merasakan cinta tanpa bisa berkomunikasi secara
verbal dengan lancar. Saya begitu suka bagaimana interaksi antara
Chul-soo dan Suni dibangun dengan berbagai cara, tidak hanya lewat
kata-kata gombal yang diumbar sepanajgn film layaknya kisah cinta Edward
dan Bella. Selipan humor segar yang mengelilingi hubungan keduanya juga
semakin menghidupkan suasana dan membuat romansanya semakin hangat dan
menyenangkan untuk diikuti. Park Bo-youn sanggup memperlihatkan berbagai
sisi dari Suni mulai dari sosoknya yang muram dan rapuh hingga kemudian
mulai berubah menjadi gadis yang ceria dan aktif semenjak bertemu
Chul-soo. Sedangkan Joong-ki cukup mengejutkan dimana saya masih ingat
menyaksikannya sebagai member Running Man yang sering dijadikan bahan ledekan tapi nyatanya punya kapasitas akting yang lumayan.
Cr: http://movfreak.blogspot.com /Foto: Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hanya menerima Kritik dan Saran yang membangun